
Dinamakan Bukit Kasih karena disana terdapat tempat-tempat ibadah saling berdekatan, simbol bahwa semua agama dapat hidup berdampingan dalam damai dan saling mengasihi. Ada gereja Katolik, gereja Kristen, Vihara, Mesjid, dan Pura. Di bagian bawahnya terdapat pahatan 2 kepala orang yang dianggap sebagai nenek moyang orang Minahasa. Pemahatnya didatangkan dari Pulau Dewata. Penduduk asli selalu mengingatkan anak-anak mereka dengan menceritakan asal usul nenek moyang mereka dan penyebarannya agar mereka tidak melupakan leluhurnya.
Tempat-tempat ibadah tsb. terletak di puncak bukit. Untuk mencapainya kita harus mendaki anak tangga. Awalnya masih ok karena jaraknya pendek-pendek, ada beberapa pos pemberhentian yang di hari-hari libur diisi oleh pedagang minuman. Total anak tangga adalah 2435. Setelah mendaki kurang lebih 1/4 bagian, sepertinya kaki mulai berat diangkat .. capek .. dan anak tangga jaraknya makin tinggi.
Menurut beberapa anak penjual jagung , kalau ada jeep pengangkut bahan makanan buat penjaga rumah ibadah, kami bisa ikut mereka. Tetapi melihat jalan setapak yang bener bener setapak dan jurang di sebelah kanannya dengan uap-uap belerang, banyak yang memilih jalan kaki saja ... karena sepertinya lebih aman. Jika anda pergi ke tempat ini…walaupun jalannya panjang dan berkelok-kelok, tetapi tak akan pernah terlupakan.
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1407358
No comments:
Post a Comment