Tuesday, February 14, 2012

Keindahan Curug Malela


Banyak kalangan menyebutkan bahwa Curug Malela mirip dengan Niagara di Ontario, Canada. Memang ukuran Malela ini jauh lebih kecil dengan debit air yang juga jauh lebih sedikit. Namun, dilihat dari strukturnya bahwa Curug Malela ini memang layak dijuluki Niagara Mini.

Curug Malela yang dalam bahasa Indonesia berarti Air Terjun Malela, terletak di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga – Gununghalu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng, gunung berapi yang terletak di sebelah barat Ciwidey yang telah mati, mengalir melalui Sungai Cidadap – Gununghalu.


Curug Malela ini memiliki ketinggian sekitar 60-70 meter dan mempunyai lima buah jalur air terjun yang seakan-akan mengingatkan kita kepada yang maha pencipta agar tidak melupakan shalat 5 (lima) waktu. Jika debit air sedang deras maka akan terlihat kemegahannya yang mempesona, bahkan kalau dilihat dari kejauhan terkesan seperti benang-benang sutra halus. Disebelah kanan terlihat sebuah tebing yang cukup tinggi berwarna putih yang mengarah ke bawah. Ada kemungkinan bahwa dulunya dinding ini juga sebuah air terjun. Jika memang demikian, dapat dibayangkan betapa indah dan megahnya Curug Malela ini. Sebuah surga tersembunyi yang nyaris terisolir dari peradaban dan bagaikan harta karun yang belum digarap secara optimal.
 

Curug Malela memang belum populer untuk saat ini, bahkan masyarakat bandung dan sekitarnya pun masih banyak yang belum kenal dengan si Niagara Mini ini. Namun, itu bisa dimaklumi, kurang populernya Curug Malela sebagai daerah wisata disebabkan karena daerah ini masih sangat sulit dijangkau, cukup terisolir dari dunia luar. Belum lagi dengan kondisi medan yang begitu berat membuat Curug Malela sulit dijadikan salah satu tujuan wisata keluarga. Namun, jika Anda hobi berpetualang akan mendapatkan kepuasan tersendiri dengan menelusuri sebuah lembah yang ditutupi hutan berbukit-bukit, seakan-akan menelusuri surga yang tersembunyi. Begitu indah namun cukup sulit untuk dijangkau.


Sebenarnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) sendiri pada tahun 2010 telah mencanangkan untuk menggarap potensi wisata di wilayah selatan KBB (selain  Lembang dkk., sebagai wilayah utara KBB) yang tentunya harus diawali dulu dengan memperbaiki dan/atau menyediakan akses jalan yang memadai karena bagian terpenting dari tempat wisata ialah mudah dikunjungi.

Menurut Ketua Pemuda Pariwisata Curug Malela, Unang Supardi: Keindahan Curug Malela ini tidak berdiri sendiri. Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun bertingkat sepanjang 1 kilometer. Urutannya adalah: Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngeubul, Curug Sumpel, Curug Palisir, dan ditutup dengan Curug Pamengpeuk. Semua terletak di Desa Cicadas.
 
Setiap air terjun memiliki kekhasannya tersendiri. Curug Malela memiliki air terjun yang terpisah saat jatuh. Curug Katumiri pada pukul 8.00-9.00 bisa memperlihatkan pelangi di badan air terjun. Curug Ngeubul, air yang jatuh berkumpul (kebalikan dari Curug Malela) sehingga menimbulkan efek kabut dan suara yang menggelegar.
 
Curug Manglid memiliki goa di belakang air terjunnya. Curug Sumpel memiliki daerah di bawah air terjun yang lebar. Curug Palisir mirip Curug Malela dengan ketinggian yang lebih rendah. Terakhir, Curug Pameungpeuk, yaitu muara air terjun antara Sungai Cidadap dan Cisoka yang terletak tidak jauh dari air terjunnya.
Akses menuju Curug Malela dengan kendaraan umum sebenarnya juga tidak terlalu sulit. Kebanyakan yang datang memulai perjalanan dari kota Bandung, meskipun bisa juga melalui jalur Sukabumi atau Cianjur. Di bawah ini sedikit panduan untuk menuju lokasi (rute) Curug Malela:
  1. Dari terminal Ciroyom, Bandung: Naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya yang ditempuh dalam waktu sekitar 3 hingga 4 jam.
  2. Dari terminal Leuwi Panjang, Bandung: naik angkot jurusan Cimahi atau Cililin, dari Cililin lanjutkan dengan Angkot jurusan Gununghalu (turun di depan mini market alfamart – gununghalu) kemudian naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya. Atau langsung saja dari Cililin naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya.
  3. Dari Tol Padalarang, Kabupaten Bandung Barat: naik angkot jurusan Cimahi, turun di Cimareme dan lanjutkan naik angkot jurusan Cililin atau langsung saja dari Cimareme naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya.
  4. Dari terminal Cileunyi, Kabupaten Bandung: Naik Bis Jurusan Cileunyi – Cililin kemudian dari Cililin lanjutkan dengan naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya.
Dari terminal Bunijaya, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek ke Desa Cicadas atau jika Anda ingin mengirit pengeluaran atau yang suka berpetualang, silahkan berjalan kaki dengan jarak sekitar 12 km. Setelah itu lanjutkan perjalanan melintasi bukit-bukit, hutan dan sawah sekitar 3 hingga 4 km. Dan bagi yang belum tau lokasi, jangan khawatir sebab begitu tiba di Desa Cicadas, sudah ada warga setempat yang bersedia memandu Anda menuju ke lokasi air terjun.Dalam perjalanan, Anda bisa menikmati pemandangan perkebunan teh yang dikelola oleh PTPN VIII Montaya saat melewati Kecamatan Gununghalu – Rongga.



sumber: http://alampriangan.wordpress.com/2011/03/02/curug-malela-niagara-mini/
photo: http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita_foto/detailberitafoto/320

Gunung Bunder

Kota bogor tidak hanya terkenal dengan kawasan puncak nya, namun jika kita mau meluangkan waktu untuk lebih menjelajahi keindahan alam yang berada di kawasan bogor ini maka akan menemukan banyak sekali objek wisata yang masih alami.

Kawasan wana wisata gunung bunder adalah salah satunya, lokasi wisata ini sendiri terlatak di wilayah kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor Jawa Barat. Karena berada di ketinggain antara 750-1.050 meter dari permukaan laut (dpl) maka suhu di kawasan ini cukup sejuk dan jika kabut turun cenderung dingin, sebagian besar kawasan wana wisata ini adalah hutan pinus milik Perhutani,

Baru memasuki pintu gerbang nya saja kita sudah disuguhi dengan keindahan hutan pinus yang berjajar rapi dan hijau, seolah berada di hutan yang jauh di pelosok pedesaan, padahal lokasi ini tidak jauh dari Jakarta maupun kota Bogor sendiri. Keindahan yang kita lihat itu hanyalah sebagian kecil dari keindahan-keindahan yang akan kita temukan selanjutnya di kawasan ini, diantaranya adalah beberapa curug (airterjun) yang masih alami, dan hampir semua curug-curug di kawasan ini berada di dekat jalan raya, jadi tidak perlu mengeluarkan tenaga terlalu banyak untuk berjalan kaki guna menikmati keindahannya. Beberapa curug itu diantaranya adalah curug Cihurang, curug  cigamea, curug ngumpet, curug seribu, selain itu ada juga tersedia bumi perkemahan di lokasi ini.

Bagi anda yang menyukai petualangan maka lokasi kawah ratu dan curug seribu  bisa dijadikan agenda tempat yang wajib anda kunjungi, namun untuk mencapai kedua lokasi tersebut memang dibutuhkan tenaga ekstra, untuk mencapai kawah putih sendiri anda harus menempuh jarak sekitar 14 kilometer dengan berjalan kaki dari bumi perkemahan, sedangkan untuk mencapai curug seribu anda harus menempuh jarak 1 – 1.5 kilometer dengan berjalan kaki di jalan setapak yang licin dan curam, namun disinilah letak tantangan yang akan anda taklukkan, dan tak jarang dari para pengunjung langsung jatuh cinta dengan medan trek-nya yang memberikan tantangan tersendiri. Namun jika tidak mau direpotkan dengan jalan kaki yang jauh curug curug di bawah ini layak anda kunjungi jika sedang mengunjungi kawasan wisata ini.


Curug Cihurang
 
 
Curug ini tidaklah terlalu besar namun cukup asri, dari gerbang penjualan tiket kita hanya tinggal berjalan kaki sejauh  tidak lebih dari 200 meter di sampng sungai kecil yang masih alami, gemericik air dari aliran sungai kecil ini seolah sebuah  nyanyian alam yang sangat indah, dilokasi ini juga terdapat semacam kolam kecil untuk mandi dan berenang dan bila kita membawa putra-putri kesayangan jangan khawatir untuk membebaskan mereka mandi dan berenang di kolam tersebut namun tetap harus di dalam pengawasan kita.
 
Curug Ngumpet


Untuk mencapai curug ini dari jalan raya hanya dibutuhkan jalan kaki sejauh tidak sampai 300 meter, namun begitu kita melihat derasnya air terjun yang jatuh dijamin langsung jatuh hati, begitulah yang saya rasakan ketika saya mengunjungi air terjun ini untuk pertama kalinya, deretan bebatuan di aliran sungainya juga merupakan sebuah keindahan tersendiri untuk di nikmati, dan bagi anda yang gemar fotografi lokasi ini adalah tempat yang cocok untuk melampiaskan hasrat memotret anda. Air terjun ini terlindung oleh pepohonan diatasnya sehingga terlihat rindang dan sejuk, dinding-dinding tebing nya di tumbuhi lumut hijau seolah sebuah lukisan dari sang maestro. Bagi anda yang tahan dengan dinginnnya air terjun silahkan menikmati sensasi pijatan dari air terjun tersebut dengan berdiri di bawahnya, namun jika masih belum berani melakukan pijat air terjun silahkan hanya berenang-renang saja di bawah air terjun tersebut, namun tidak disarankan untuk membiarkan putra-putri anda berenang di kawasan ini tanpa di dampingi orang tua maupun pengasuhnya karena lokasinya lumayan dalam dibagian tengahnya jika debit air sedang banyak.

Dingin-nya air terjun dan indahnya pemandangan disekitarnya seolah menyatu dalam sebuah maha karya keindahan, dan akan membawa kita sejenak melupakan hiruk pikuk kesibukan sehari-hari. Jika anda menyukai sedikit tantangan di kawasan ini juga menawarkannya bagi anda, silahkan selusuri sungai di bawah air tejun ini, bebatuan besar berlumut menghiasi sepanjang sungai ini hingga jalan raya, dan karena warna lumutnya yang hijau kekuningan nya itulah batu-batu tersebut jadi kelihatan eksotik untuk di abadikan dalam kamera anda.

Curug Cigamea


Curug Selanjutnya yang wajib anda kunjungi di kawasan yang masih masuk dalam area kawasan wisata salak endah ini adalah curug cigamea, untuk mencapainya tidaklah susah, anda hanya tinggal menuruni anak tangga yang sudah tersedia, dan setelah sekitar sepuluh menit menuruni anak tangga kita akan di hadapkan pada sebuah air terjun yang lumayan tinggi dengan tebing-tebing nya yang berwarna coklat kemerahan jika sedang tersinari oleh matahari di ufuk barat.

Terdapat beberapa warung dan kamar mandi di lokasi air terjun ini, hanya dengan duduk di warung sambil menikmati secangkir kopi panas saja kita sudah bisa merasakan embun yang tersembur dari derasnya air terjun tersebut, dalam perjalanan menuruni anak tangga menuju air terjun tersebut tak jarang dijumpai gerombolan monyet yang lucu-lucu, dan mereka juga tidak takut dengan kedatangan kita. Sedang asik menimati kopi di sebuah warung ternyata ada sedikit kehebohan dari para pengunjung lain, ternyata setelah saya datangi ada seorang bocah hendak meloncat dari atas air terjun, dan seolah tak menghiraukan teriakan para pengunjung di bawah loncatlah anak tersebut dari atas kawasn air terjun tersebut, begitu dia muncul lagi dipermukaan dasar air terjun tepuk tangan meriah pun membahana hampir di setiap sudut lokasi air terjun tersebut. Benar-benar aksi yang gila namun pastinya akan memberikan sebuah sensasi tersendiri bagi yang melakukannya…berani mencoba?
 
Curug Seribu

Diantara sekian curug yang pernah saya datangi di kawasan Gunung under ini, curug seribu ini lah yang paling berkesan. Selain terjalnya medan juga karena ketinggian curug ini. Untuk mencapai air terjun ini dibutuhkan stamina yang seidkit ekstra, tanjakan dan turunan terjan dengan tebing disebelah kiri dan jurang di sebelah kanan kita. Belum lagi ketika hujan turun seperti pada saat saya bertandang kesini. Bebatuan pijakan dan jalanan kecil itu akan menjadi licin, jadi di perlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam melangkah agar tidak terperosok kedalam jurang. Ada beberapa air terjun kecil di sepanjang jalan menuju lokasi air terjun ini, lumayan lah untuk mengobati penat yang muncul.

Dengan tinggi sekitar 100 meter disertai dengan debit air besar yang berasal dari gunung salak mengikuti aliran air sungai Cikuwulung menjadikan curug ini sebagai curug tertinggi yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini. Hati-hati jika berada di kawasan curug ini, karena bebatuan yang licin dan debit air terjun yang bsar tak jarang curug ini memakan korban. Keteledoran kita sendiri lah penyebab itu semua, karena di beberapa tempat saya menjumpai beberapa peringatan tentang bahaya yang mengintai. 
 
Curug Goa Lumut


Curug selanjutnya yang menarik perhatian saya adalah Curug Goa Lumut. Akses menuju curug ini tidaklah susah, namun kita harus ekstra hati-hati karena jalan yang baru di buka masih rawan lonngsor. Menang keberadaan curug ini masih tergolong baru jika dibandingkan dengan beberapa curug yang telah saya tuliskan diatas. Air terjunnya memancar dari atas ceruk yang menyerupai goa kecil. Dan lumut tumbuh dengan lebatnya di seluruh dinding cerukan kecil itu. Mngkin karena alasan inilah nama curug ini terbentuk.

Curugnya sendiri nyaman sekali untuk berendam. Dinginnya air pegunungan yang tertampung dalam kubangan yang berada di bawah air terjun ini layaknya sebuah bathub mahal di tengah sebuah harta karun alam yang sungguh mempesona. Suasana sunyi juga seolah membuai kita untuk sejenak melupakan rutinitas yang terkadang menyebalkan.

Curug Luhur

Curug yang satu ini letaknya sedikit memisahkan diri dari beberapa curug lainnya. Dengan tinggi sekitar 50 meter curug ini membentuk pusaran di bawah air terjun nya yang lumayan berbahaya jika kita tidak hati-hati. Air yang mengair juga cukup deras, apalagi jika musim hujan turun. Disamping itu keindahan yang terpancar dari curug ini juga begitu mempesona. Dua buah air terjun sejajar membuai mata siapapun yang menikmatinya.

Karena letaknya yang tidak jauh dari jalan raya kota Bogor-Kawasan Gunung salak endah, maka curug ini cukup ramai di kunjungi wisatawan. Bagi yang kurang bernyali berenang di bawah air terjun jangan khawatir, sudah di buatkan beberapa kolam-kolam kecil untuk berendam yang airnya dialirkan dari air terjun yang mengalir. Berendam di kolam-kolam kecil itu sembari menikmati secangkir kopi dengan keindahan di depan mata yang menghampar, oh sungguh sebuah kenikmatan yang tiada tara.

Untuk mencapai lokasi ini tidaklah susah,  dari Jakarta masuk jalan tol Jagorawi dan keluar di terminal Baranang siang, lalu lanjutkan menuju kampus IPB di Dermaga, dari kampus IPB tersebut taruslah menguti jalan kemudian anda belok ke arah cikampak atau dari arah cibatok, pintu gerbang gunung bunder sendiri masih sekitar 10km dari jalan raya tersebut, jika menemukan kesulitan silahkan tanya ke penduduk setempat, karena menurut pengalaman saya hampir semua penduduk di kawasan tersebut tahu dimana lokasi gunung bunder dan mereka dengan senang hati akan membatu kita.

Selamat berlibur..