Monday, June 28, 2010

Pantai Teluk Penyu Cilacap

Kawasan pantai yang membujur dari utara (Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap), ke selatan (Pulau Nusakambangan) dengan panorama gelombang laut yang cukup besar, kapal-kapal tanker yang keluar masuk Pelabuhan Tanjung Intan dan perahu-perahu nelayan tradisional yang berlalu lalang di sepanjang pantai Teluk 
Penyu serta tegarnya Kilang Pertamina dan Pulau Nusakambangan menambah indahnya suasana pantai.
Berbagai makanan khas hasil laut dan cinderamata dapat dijumpai dengan mudah di sepanjang pantai dan dengan mudah dapat dijumpai dan selalu dekat dengan wisatawan yang berkunjung ke pantai Teluk Penyu sepanjang hari hingga tengah malam.

Terletak di Kecamatan Cilacap Selatan dengan jarak 2 km ke arah timur dari pusat kota Kabupaten Cilacap dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi.


Harga Tiket Masuk :

Orang
Tarif
Hari Biasa
Hari Libur
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Dewasa
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 4.000,-
Anak
Rp. 2.500,-
Rp. 3.000,-
Rp. 2.500,-
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 3.000,-

Layanan informasi :
1.     Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Cilacap Telp. 0282-534481
2.     Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Wilayah Cilacap Telp. 0282-534003
email : diparta_clp@yahoo.co.id
Facebook: cilacap tourism


situs resmi: http://pariwisata.cilacapkab.go.id

Monday, June 21, 2010

Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan obyek wisata di Jawa Timur yang selalu ramai dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara, bahkan mereka betah berhari-hari tinggal disana. Gunung bromo berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan pemandangannya sangat menakjubkan berada pada ketinggian 1000-3.676 meter dpl. Di bagian utara pegunungan Tengger terdapat Kaldera Tengger yang sangat indah dan menarik bergaris tengah 8-10 km. Dindingnya yang terjal berketinggian antara 200-700 meter dan dasar Kaldera berupa laut pasir seluas 5.290 ha. Wisata alam dengan obyek utama kawah Gunung Bromo serta perpaduan matahari terbit di ufuk timur, suatu sensasi tersendiri. Wisatawan dapat merasakan perjalanan yang mengasyikkan di waktu dini hari dengan melewati lautan pasir yang luas dan menaiki tangga menuju puncak. Wisatawan dapat menikmati keindahan matahari terbit (sunrise), menunggang kuda atau menyewa jeep untuk berkeliling melewati lautan pasir. Salah satu ritual budaya yang populer berkaitan dengan Gunung Bromo adalah upacara Kesada, upacara Kesada merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit dengan cara melemparkan sesaji ke kawah Gunung Bromo sebagai persembahan. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo (ke-sepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Akses
Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat obyek wisata (lautan pasir) terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi. Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk Probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa Cemoro Lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini. Namun bila anda ingin menyaksikan sunrise yang sering ditampilkan di foto-foto, yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.

Fasilitas
Di sekitar Bromo terdapat losmen sampai hotel berbintang, warung makan, kios-kios cinderamata, di area Gunung Bromo terdapat warga yang menyewakan kuda, dan jeep untuk berkeliling.

Candi Sewu, Candi Budha Terbesar Kedua

Masih di dalam kompleks Candi Prambanan, dari Candi Bubrah saya kembali berjalan beberapa ratus meter ke utara. Di sana terdapat sebuah candi yang berdiri dengan megah yang bernama Candi Sewu.

Candi Sewu merupakan candi yang bercorak agama Budha sama seperti halnya Candi Lumbung dan Candi Bubrah. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa akhir Kerajaan Rakai Panangkaran sebagai candi kerajaan dan merupakan salah satu pusat kegiatan keagamaan yang cukup penting pada saat itu.

Ketika masuk ke area candi, kita akan disambut oleh dua buah arca penjaga dengan tubuh yang besar dan menyeramkan serta membawa senjata berupa pentungan.

Meskipun namanya adalah Candi Sewu, tetapi jumlah candi yang ada di Candi Sewu tidak sampai seribu. Saya tidak tahu pastinya yang jelas jumlahnya hanya seperempatnya saja, terdiri dari satu buah Candi Induk, 8 Candi Apit, dan 240 Candi Perwara.

Yang cukup membingungkan bagi saya adalah kaitan tentang cerita Roro Jonggrang dengan Candi Sewu dan juga Candi Prambanan. Ada yang bilang kalo cerita Roro Jonggrang tersebut adalah mitos terciptanya Candi Prambanan, tetapi kalo dilihat dari ceritanya yaitu Roro Jonggrang meminta dibuatkan 1000 candi akan mengacu pada Candi Sewu ini. Tapi ya sudahlah nggak usah terlalu dipikirin karena semuanya salah, namanya juga mitos. Hehe...

Fakta yang menarik pada Candi Sewu adalah candi ini termasuk Candi Budha terbesar kedua setelah Candi Borobudur yang ada di Magelang. Fakta yang lainnya Candi Sewu yang bercorak Budha memiliki lokasi yang berdekatan dengan Candi Prambanan yang bercorak Hindu. Hal ini menunjukkan pada saat itu terjadi hubungan yang harmonis antara dua agama Hindu dan Budha.

Oh ya.. Pada saat tulisan ini dibuat, Candi Sewu sedang mengalami pemugaran seperti halnya Candi Prambanan karena candi ini juga terkena efek gempa yang melanda Jogja pada tahun 2006. Terlihat juga banyak reruntuhan candi masih berantakan menunggu untuk dilakukan pemugaran.

Meskipun satu kompleks dengan Candi Prambanan, sepertinya Candi Sewu bernasib sama dengan dua candi lain yang berada di kompleks Candi Prambanan yaitu Candi Lumbung dan Candi Bubrah. Ketiga candi tersebut sama-sama sepi pengunjung. Ketika saya kesana hanya ada seorang turis asal China beserta guidenya saja yang mengunjungi Candi Sewu. Padahal ada banyak pengunjung Candi Prambanan pada saat itu, tetapi yang mampir kesini hanya ada beberapa saja. Kalo pun tidak mau capek jalan kaki dari Candi Prambanan karena jaraknya yang hampir 1 Km, pengunjung bisa memanfaatkan kereta yang disediakan oleh pengelola Candi Prambanan. Untuk naik kereta tersebut saya nggak tau harus bayar lagi atau gratis.

Yang pasti buat temen-temen yang akan berkunjung ke Candi Prambanan jangan lewatkan untuk berkunjung ke Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu. Karena tiket masuk ke Candi Prambanan sudah termasuk tiket untuk ke ketiga candi tersebut. Rugi banget kalo nggak mampir ke candi-candi tersebut sekalian..

Friday, June 18, 2010

Bukit Kasih, Tomohon

Bukit Kasih terletak di daerah Tomohon, tepatnya di kaki Gunung Soputan. Dari kota Manado dapat dicapai dengan kendaraan pribadi selama sekitar 1 jam. Jalannya berkelok-kelok dengan pemandangan teluk Manado disalah satu sisi jalan. Dari tempat ini, jika cuacanya cerah, akan memungkinkan kita melihat kota Tomohon dari atas, termasuk danauTondano. Tampaknya pemandangannya sangat indah….

Dinamakan Bukit Kasih karena disana terdapat tempat-tempat ibadah saling berdekatan, simbol bahwa semua agama dapat hidup berdampingan dalam damai dan saling mengasihi. Ada gereja Katolik, gereja Kristen, Vihara, Mesjid, dan Pura. Di bagian bawahnya terdapat pahatan 2 kepala orang yang dianggap sebagai nenek moyang orang Minahasa. Pemahatnya didatangkan dari Pulau Dewata. Penduduk asli selalu mengingatkan anak-anak mereka dengan menceritakan asal usul nenek moyang mereka dan penyebarannya agar mereka tidak melupakan leluhurnya.

Tempat-tempat ibadah tsb. terletak di puncak bukit. Untuk mencapainya kita harus mendaki anak tangga. Awalnya masih ok karena jaraknya pendek-pendek, ada beberapa pos pemberhentian yang di hari-hari libur diisi oleh pedagang minuman. Total anak tangga adalah 2435. Setelah mendaki kurang lebih 1/4 bagian, sepertinya kaki mulai berat diangkat .. capek .. dan anak tangga jaraknya makin tinggi.

Menurut beberapa anak penjual jagung , kalau ada jeep pengangkut bahan makanan buat penjaga rumah ibadah, kami bisa ikut mereka. Tetapi melihat jalan setapak yang bener bener setapak dan jurang di sebelah kanannya dengan uap-uap belerang, banyak yang memilih jalan kaki saja ... karena sepertinya lebih aman. Jika anda pergi ke tempat ini…walaupun jalannya panjang dan berkelok-kelok, tetapi tak akan pernah terlupakan. 
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1407358

Thursday, June 17, 2010

Curug Cipendok

   Curug Cipendok, terletak di desa Karang Tengah kecamatan Cilongok, kurang lebih 25 km dari kota Purwokerto. Obyek wisata alam ini berupa air terjun dengan ketinggian 92 m yang dikelilingi pemandangan alam dan hutan yang indah. Hawa di sekitarnya sejuk dan sepanjang jalan menuju ke sana terdapat area perkebunan. Di sekitar wilayahnya terdapat bumi perkemahan dan sebuah telaga yang bernama Telaga Pucung.
   Lokasi air terjun ini cukup mudah untuk dicapai. Antara Curug Cipendok dengan tempat parkir mobil masih tersisa sekitar 500 meter. Namun jangan khawatir, perjalanan 500 meter jalan dari pintu masuk menuju curug tidak bakal membuat bosan. Justru sebaliknya, perjalanan tersebut membuat pengunjung dibawa memasuki alam yang masih asri. Dengan jalan yang naik turun, wisatawan yang datang akan disambut dengan suara-suara serangga khas hutan tropis.

Setelah berjalan sekitar 15-20 menit, sebelum sampai Curug Cipendok akan terdengar suara gemuruh seperti hujan lebat. Itulah suara air terjun yang turun dari ketinggian hampir 98 meter tersebut. Udara dingin ditambah dengan titik-titik air membuat suasana damai dan segar. Jika sudah agak siang, sinar matahari yang bersinar membuat pelangi tipis hasil pantulan titik-titik air yang turun.

Jalan menuju lokasi sudah diaspal semua. Dari lokasi parkir, dan berjalan menuju lokasi air terjun, kita benar-benar dapat menikmati pemAndangan alam di sekitar sambil berolahraga. Di jalan menuju lokasi, banyak warung yang menjajakan mendoan, susu murni yang bisa Anda temukan di warung-warung rumah penduduk. Perkebunan tomat, cabai dan seledri cukup menarik dinikmati dalam perjalanan menuju lokasi. Belum lagi sungai-sungai kecil denga air jernih mengalir, bisa mengundang kita untuk turun sejenak merasakan sejuk dan jernihnya air pegunungan. Bila hari besar seperti libur lebaran, lokasi ini cukup ramai dikunjungi
 

Di lokasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas:
- cottage,
- outbond,
- jogging,
- jungle tracking dan
- bumi perkemahan

Anda juga bisa melihat sumber mata air dan telaga Pucung di Kampung Panginyongan, yang ditampilkan dalam nuansa budaya Banyumasan. Di sini, suasana sangat hening dan asri, sesuai untuk melonggarkan pikiran, setelah disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menyita tenaga dan pikiran.
Di kampung Panginyongan ini, Anda bisa mengikuti berbagai kegiatan yang menarik, seperti:
- melukis
- membuat gula kelapa
- menari tradisional
- berlatih gamelan

Semua ini sudah disediakan untuk membuat Anda sejenak berpaling dari kesibukan sehari-hari dan menikmati kembali kehidupan yang alami dan asri. Bahkan untuk penerangan, pihak KBM WBU Perhutani tidak menggunakan listrik dari PLN, melainkan menggunakan kincir air. Sehingga sesuai dengan tema untuk kembali ke alam.

Selain keindahan alamnya yang masih asli, di sekitar telaga pucung juga masih terdapat elang dan macan (harimau) Jawa. Dimana keberadaannya kini semakin berkurang.

Untuk masuk ke lokasi Curug Cipendok, Anda bisa melalui kota Purwokerto, menuju ke jalan Jend. Sudirman, ke arah alun-alun. Kemudian lurus menuju ke jalan raya Losari, sekitar 14 km dari Purwokerto. Selanjutnya, ada tAnda berupa rambu lampu kuning, Anda belok kekanan menuju lokasi dengan jarak sekitar 8 km. Jalan menuju ke lokasi cukup berkelok-kelok, namun jangan khawatir, karena ada rambu penunjuk jalan menuju ke lokasi.

Harga Tiket masuk hari biasa. Rp. 3.000,- b. Tiket masuk hari libur/besar (Public Holiday). Rp. 5.000,- ... Harga Tanda masuk per Obyek. Rp. 5.000,-.

sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?p=216782489